Minggu, 15 Mei 2011

About This Blog

Diposting oleh ♥zћ¡٤ °g∂δ¡z° z٤ήj∂♥ di 04.07 0 komentar

Tentang blog ini. Tak ada yang special. Aku hanya ingin menampung semua catatan yang pernah kutuliskan dan sempat aku posting di FB dalam sebuah “ruang” khusus yang aku namakan NOTES THE EVENTIDE GIRL.

Mengenai nama blog ini sendiri, karena berisikan tentang catatan-catatanku di fb, aku hanya sekedar memindahkannya ke dalam blog ini agar catatan yang sudah pernah aku muat mendapatkan tempat sepantasnya biar gag basi juga di telan waktu (hehehe) maka untuk nama blognya aku ambil dari nama fbku Zhie Gadiez Zenja dengan menambah kata ‘catatan’ didepannya, jadilah nama blogku Catatan Zhie Gadiez Zenja.

Supaya agak keren gtu ceritanya aku tanya ma om translate google “apa nama kerennya Catatan Zhie Gadiez Zenja?” om google’na diam sejenak kemudian bersemedi mencari nama yang pas dan dari hasil translatenya dari Indonesia sampai ke English ditemukan sebuah jawaban “NOTES THE EVENTIDE GIRL”. Entahlah aku gag tahu apakah jawaban si om google dalam mentranslate ini benar or gag? apakah udah sesuai gtu dg grammarna English ataukah capa tau sempat ada orang bule mampir atau kesasar gtu di ‘humz’ ku ni n bisa jadi malah bengong atau gag mudeng pas baca nama blogku ‘bahasa planet kapang’ hahaha .

Wateverlah, mau benar atau salah, pas atau gag intinya saat om google menawarkan nama itu aku langsung jatuh hati jadi tanpa perlu bertanya pada orang bule atau capalah yang ahli bahasa inggris, maklum bahasa inggrisku hanya sebatas tau yes/no-yes/no , yang dasar-dasarnya saja ditau (upst) tp biarlah sok English dikit2 jg kan gag papa. Banyak juga malahan bagus. Gag bermasuk sotta’ (sok tau) justru kalau mau tau bahasa inggris khusus speaking, bicara saja. Jangan takut salah dan jangan malu untuk berbicara. Sekalipun masih terbata-bata atau pengucapannya blum sesuai dengan grammar, no problemo. Kan semua butuh proses, ada tahapannya, gag mungkin bayi lahir langsung bisa bicara, dari awalnya tidak tahu ndak mungkin langsung bisa tahu tnpa melalui proses terlebih dahulu. Prosesnya apa? Yah belajar. Sama halnya ketika aku baru membuat blog ini, awalnya aku ndak tau apa gunanya sih ni blog, Dalam pikiranku waktu itu blog ni gunanya sekedar untuk menyimpan dan menampung tulisanku di dunia maya. Hanya itu. Meskipun blog ini sudah lama aku buat, dan belum ada tulisan yang aku simpan karena aku sendiri juga masih bingung menggunakannya. Makanya aku lebih sering membuat catatan dan menyimpannya dalam catatanku di fb karena lebih mudah juga, Juzt Via hape. Sementara di blog, kayakna juzt via PC deh. Membuat dan menelantarkannya bgtu sja (so sowry).

Belakangan ini baru aku tahu kalau fungsi blog gag hanya sekedar itu, ternyata aku bisa mengekspresikan gundah gulanaku, perasaanku, emosiku, marah,susah, sedih, senang menumpahkan semuanya dalam sebuah tulisan dan men’save in my blog. Selain itu juga karena blog dapat didesain seindah mungkin, didandani, di percantik biar agak tampak anggun mempesona . Kalau kayak gtu kan blog dapat dibuat bagus dan menarik. Tidak monoton.

Aku sangat tertarik ketika menjelajahi dunia maya dan menemukan blog-blog ‘milik orang’ yang begitu ‘memukauku’ ditambah dengan tulisan-tulisan inspirasi mereka didalamnya semakin menarikku lebih jauh untuk kembali melihat blog ini yang sudah lama aku telantarkan bgtu saja, tidak aku rawat dan tak pernah aku sirami dengan inspirasiku. Terlintas dalam benakku, bukankah ini kesempatan yang bagus ketika aku bisa menyalurkan bakatku dalam dunia maya yang kemungkinan besar ada orang yang ‘melihat’nya ketimbang aku hanya menuliskan sesuatu dalam diary tertutup. Apa salahnya jika aku mempublikasikan tulisanku, tidak semata menjadi koleksi pribadi tapi setiap orang pun dapat menikmatinya jika ia suka. Api yang redup dalam jiwaku mulai menyala dan membara, semangat untuk kembali menulis itu muncul lagi. Yah aku tahu, api itu tidak pernah padam , ia tetap menyala dalam jiwa kecilku, aku hanya butuh sepercik ‘minyak tanah’ atau ‘bensin’ agar ia kemudian menyala besar. Sebuah kata ‘semangat’ itu yang aku butuhkan dalam menulis. Aku tidak tahu sejak kapan api itu menyala dalam jiwaku. Yang aku tahu sejak kecil aku sangat suka membaca buku-buku cerita, pokoknya yang terkait narasi aku sangat suka. Mulai dari cerita-cerita rakyat, dongeng-dongeng belaka,majalah bobo, kisah para nabi, komik, pokoknya yang berbentuk cerita aku suka, tiap malam aku tidur ditemani buku-buku. Aku tak bisa tidur tanpa membaca terlebih dahulu. Lalu kemudian rasa sukaku dengan cerita-cerita berbau ‘anak kecil’ itu mulai pudar seiring waktu yang tak pernah lelah berputar. Membawaku pada perubahan-perubahan yang tak kusadari. Ketika aku beranjak remaja ‘rasa sukaku’ berpaling pada bacaan yang juga berbau remaja, cerpen-cerpen remaja, novel-novel teenliit, selain itu aku juga suka membaca cerita criminal karya Agatha Christy, Novel Harry Potter, cerpen-cerpen remaja, majalah-majalah remaja dan segala macam bacaan berbentu cerita I very like. Aneh saja hobyku membaca terpengaruh dengan umurku. Biasa kan ada orang yang udah remaja atau dah gede tapi masih tetap suka sama komik yang menurutku itu bacaan anak kecil. Sama sekali tak tersisa rasa sukaku pada bacaan seperti itu, begitu juga dengan film-film anak kecil, seperti doraemon, ninja hatori, sinchan, sailormon, dan sejenisnya’. Dulu waktu aku masih kecil, hampir tiap hari minggu tidak pernah aku lewati, pagi-pagi udah stand bye di depan tv,tapi sekarang aku malah ‘benci’ dengan film kekanak-kanakan. Tak ada yang tersisa, seakan aku dari dulu memang tak pernah suka.

Dunia ini memang aneh, lebih aneh lagi diriku, hehehe. Tapi untuk yang satu ini, bagiku dari dulu sampai sekarang aku tetap suka, meskipun frekuensi membacaku jauh lebih besar ketika masih sekolah. Malahan justru semakin dewasa semakin berkurang frekuensi membacaq. Padahal dulu hampir setiap hari aku baca buku berulang-ulang kali dalam sehari, dibandingkan dengan sekarang satu hari atau bahkan seminggu tidak ada buku kubaca,ckckckck drastic amat. Bukan masalah tidak suka, aku suka membaca tapi lagi-lagi tergantung mood or I’am lazy. Hoby tetap hoby, dari dulu hobyku membaca sampai sekarang pun juga begitu. Membaca pun tidak hanya dalam artian ‘membaca buku’ melainkan dengan memperhatikan seseorang saja atau memperhatikan disekitar kita itu juga temasuk membaca ‘kata dosen psycologyQ. Dan berangkat dari hoby membacaku ini, aku jadi terinspirasi untuk juga bisa menulis. Menulis dalam artian bukan menulis apa yang ditulis guru di papan tulis, atau menyalin catatan teman. Bukan menulis yg demikian, tapi menulis sesuatu berdasarkan pikiran dan perasaanku sendiri. Aku iri, aku cemburu, aku jealous, dan itu membuatku juga ingin tak sekedar membaca ‘buku’nya orang tapi aku ingin ‘orang’ pun dapat membaca ‘buku’ku. Aku pikir ini bukan hal yang mustahil, ini hal yang wajar-wajar saja, setiap orang memiliki hasrat, keinginan, ambisi dan berusaha memenuhi keinginannya itu, tidak sekedar khayalan semata. Tapi itulah mimpi. Mimpi ketika sadar. Seperti Andrea Hirata yang bermipi keliling dunia, dan mimpi itu tak sekedar mimpi belaka, bukan tak mungkin dan tak ada yang tak mungkin dan ahirnya ia mampu mewujudkan mimpinya itu, bahkan sosoknya yang bukan berlatar-belakang sastrawan mampu mengurai kata-kata dan menyusunnya menjadi kalimat-kalimat indah yang membuat setiap pembacanya seolah mersakan atau mengalami kejadian dari kisah ‘nyatanya’ itu dalam tetralogi LASKAR PELANGI. Andrea dengan Laskar Pelanginya mampu menginspirasi banyak orang, novelnya seperti hidup dapat membuatku terlena, tertawa sendiri, menangis sendiri saat membaca kisah hidupnya. Itu adalah novel dari sekian banyak novel yang pernah ku baca. Aku iri padanya, aku cemburu padanya. Kenapa? Karena ia bisa jadi penulis novel best seller, dan ratusan bahkan jutaan orang pernah membaca novelnya, sedangkan aku.. aku juga memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan hal yang sama dalam konteks yang berbeda, bahkan aku bisa memiliki kesempatan yang lebih untuk itu. Bukan Cuma dia, aku juga bisa, siapapun juga bisa. Dan kurasa bukanlah hal yang mustahil untuk melakukan hal tersebut. Kalau dia bisa, kenapa aku tidak bisa, padahal aku juga manusia sepertinya, Tuhan juga menganugrahkan aku akal untuk berpikir, hati untuk merasakan, dan juga potensi yang dengannya aku mampu mengembangkan diriku. Sama seperti dirinya.

Aku jadi teringat teori multinteligency yang sempat dijelaskan dosen Ilmu Jiwa saat membahas mengenai materi inteligency. Bahwa setiap orang memiliki minimal 1 kecerdasan/ bakat. Artinya didunia ini tak ada satu pun orang yang tak cerdas, semuanya cerdas. Bahkan orang cacat pun yang secara fisik tampaknya tak mampu berbuat apa-apa justru bisa lebih cerdas dari orang normal. Aku pernah melihat orang cacat di TV yang kehilangan kedua tangannya. Namun itu bukan alasan yang menghalanginya untuk ta’ dapat berbuat apa-apa. Ia bahkan mampu melakukan sesuatu yang mustahil atau tidak bisa dilakukan orang normal. Bermain gitar dengan kakinya, subhanallah. Dan masih banyak lagi orang cacat secara fisik diluar sana lebih mampu mengembangkan potensi dirinya ketimbang orang yang tidak cacat fisik. Aku pikir itu karena mereka menyadari kecerdasan mereka. Banyak diantara kita (termasuk aku) yang sebenarnya memang cerdas cuman tidak tahu sebenarnya kecerdasan apa yang dimiliki. Jadi tergantung individu kan, bagaimana ia mampu mengembangkan potensi/kecerdasan yang dimilikinya. Sadari kecerdasan itu, temukan bakat kita dan kembangkanlah dengan menyalurkannya pada hal-hal yang positif (message for me).

Nah, karena dari hobiku membaca maka timbullah hobyku yang lain yaitu menulis. Yah aku sadari kemampuanku menulis belum terlalu baik, masih amburadul, acak-acakan, or apalah. Padahal aku suka banged baca cerita tapi buktinya sampai detik ini belum ada satu pun karya tulis yang kubuat jangankan novel, cerpen pun belum ada yang jadi *Hah. Payyah*. Bagaimana mau mewujudkan mimpi kalau belum ada sikap yang terealisasikan dalam bentuk tindakan?? Mungkin belum saat ini, tapi nanti..nanti kapan?entahlah.

Aku kembali teringat sudah berapa ratus atau bahkan ratusan ribu kertas mungkin yang aku habiskan untuk menulis tapi hasilnya sia-sia belaka. Buku-buku pelajaranku habis kurobek, ada sampul tanpa isi,, kertas-kertas berhamburan dikamarku. Aku baru menuliskan kata awal, kurang pas. Robek. Aku baru memulai menulis, kurang pas. Robek lagi. Selalu saja tidak pas kurasa, paling banyak hanya sampai pertengahan cerita lalu muncul angin yang meniupkan api hingga mengecil. Api itu meredup tapi tak mati. Bosan dan tak puas. Berakhir tanpa ending dan hasilnya hanya memuang-buang kertas. Esoknya api itu kembali menyala lagi tapi hasilnya tetap sama. Tanpa ending. Seterusnya begitu. Kadang-kadang itu membuatku sangat muak dan tak mau memulainya lagi, aku ingin berhenti menulis, memadamkan api itu tapi api tak mau padam, ia selalu membara sewaktu-watku, menyita waktuku dengan mengerjakan sesuatu berjam-jam tanpa hasil. Aku tak ingin begitu terus, aku tak mau jadi seperti seorang wanita yang tiap hari kerjaannya Cuma menyulam dan kemudian setelah sulamannya selesai ia lepas benang sulamannya itu lalu kembali menyulam, begitu seterusnya hingga akhir hayatnya. Ach bukankkah itu pekerjan yang tak bermakna, hanya saja aku tak pernah puas denga tulisanku. Katakan padaku apa yang bisa membuatku puas dengan tulisanku, agar aku bisa menulis diatas air.

Untuk itulah aku berbicara tentang hobiku karena satu hal yang aku sadari dan harus aku yakini bahwa bakatku adalah menulis, aku suka sastra dan aku suka dunia tulis menulis. Aku tak perlu bertanya lagi pada orang, apa bakatku? Karena yang tahu bakat/ kecerdasanku adalah diriku sendiri. Aku sudah mencari dan aku telah menemukannya di ujung pemikiranku. Aku sudah berusaha meyakinkan diriku bahwa bakat inilah yang harus aku kembangkan, mimpi inilah yang harus kuwujudkan. Aku tidak bisa menggambar, kalaupun aku menggambar tak berbentuk. Aku tidak bisa menyanyi, bahkan untuk menyanyi lagu Indonesia raya saja saat kelasku ditugaskan jadi petugas upacara tiap hari senin ketika masih SMP dan aku termasuk dibagian paduan suara guru seniku menyuruhku diam dan hanya menggerakkan mulutku seolah-olah aku ikut bernyanyi padahal aku Cuma berkomat-kamit tanpa suara*menyedihkan*. Aku paling benci pelajaran olahraga, aku tak bisa berperan dengan baik dalam seni drama. Aku tak bisa mengontrol diriku dan menahan tawaku ketika menjadi seseorang yang bukan diriku. Aku tak tahu bagaimana caranya membuat patung. Aku bukan orang yang pandai berbicara di depan umum bahkan ngobrol bareng teman saja aku merasa tag pandai, lebih banyak menjadi pendengar setia dan tak ada seorang pun mau mendengarku. Itulah sebabnya salah satu factor utama yang membuatku ingin terus menulis, manakala tak ada seorang pun yang m=bersedia menampung segala curahan hatiku, tak ada seorang pun yang memberiku meski hanya sedetik untuk berbicara, ketika semua orang berpaling, tak perduli denganku, hanya perduli dengan omong koong mereka, tak mau mengerti . Aku juga ingin didengar, izinkan aku untuk berbicara hanya sepatah kata saja, atau kalau kau punya rasa biarkan aku bicara sepuaska, setidaknya dengan begitu bisa mengurangi bebanku. Dan sekali lagi aku tak panda bicara dengan lisanku, tak ada juga orang yang bersedia menyiapkan dua telinganya untuk mendengar kata-kataku jadi biarkanlah aku menuliskanya, semua yang kurasa, semua yang kupikir, semua yang kualami, semua yang terjadi dan aku bebas mengekspresikannya, menumpahkannya, menuangkannya dalam bentuk tulisan dalam ‘humz’ ini, dirumah dunia mayaku. Aku tag perduli seberapa banyak orang yang mau membaca tulisanku, aku juga tag perduli jika tak seorang yang mau membaca catatanku. Aku hanya perduli dengan diriku, yang penting aku PUAS dengan tulisanku.

Hmm sepertinya aku telah berceloteh panjang lebar dan agak sedikit keluar dari jalur. Tentang blog ini.. yah tag ada yang special, juzd simple. Seperti yang kukatakan semua butuh proses, bukannya tidak tahu, sebenarnya tahu tapi tak mau mencari tahu jadinya gag tahu. Seperti itulah blog ini yang sebelumnya tak terdesain, tidak kutahu bagaimana mendandani dengan cantik, hanya satu yang kutanamkan dalam jiwaku jika seseorang bisa melakukan sesuatu yang sebenarnya bisa kulakukan maka tak ada yang tak mungkin, jika mereka bisa mengapa aku tidak. Untuk tahu segala sesuatu, I think juzd one idea. BELAJAR.

Hidup adalah belajar,

belajar bersyukur meski tag cukup,

belajar memahami meski tag sehati,

belajar ikhlas meski tag rela,

belajar bersabar meski tag terbebani,

belajar setia mesti tergoda,

Aku ingin trus belajar dan trus belajar

dgn keyakinan setegar karang


bukankah sudah menjadi kodrat hati,

Seperti gelombangair laut, pasang surut ddan terbawa arus

Maka dari itu aku ingin tetap belajar berada dijalan yang benar

Belajar menjadi lebih baik untuk menjadi yang terbaik

Dan aku ingin terus belajar…

Inilah persembahanku, dari diriku untuk diriku

juzd for my self

by Zhie 150611

siLaHkan tiNggaLkan KomenT anDA..._

Share

Widgets

 

Notes The Eventide Girl Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea